Minggu, 05 Juli 2015

Bukti Nasa menyembunyikan fakta ilmiah Lailatul Qadar

https://youtu.be/WzdePKItsFk

Kepala Lembaga Mukjizat Ilmiah
Al-Quran dan Sunnah di Mesir, Dr Abdul Basith As-Sayyid
menegaskan, Badan Nasional Antariksa Amerika (NASA)
telah menyembunyikan kepada dunia bukti empiris ilmiah
tentang (malam) Lailatul Qadar.
Ia menyayangkan kelompok jutawan Arab yang kurang
perhatian dengan masalah ini sehingga dunia tidak
mengetahuinya.
Menurutnya, sesuai dengan hadits Nabi bahwa malam
Lailatul Qadar adalah “baljah” (ﺑَﻠْﺠَﺔ );tingkat suhunya
sedang), tidak ada bintang atau meteor jatuh ke (atmosfer)
bumi, dan pagi harinya matahari keluar dengan tanpa
radiasi cahaya.
Menurutnya, sesuai dengan hadits Nabi bahwa malam
Lailatul Qadar adalah “baljah” (ﺑَﻠْﺠَﺔ );tingkat suhunya
sedang), tidak ada bintang atau meteor jatuh ke (atmosfer)
bumi, dan pagi harinya matahari keluar dengan tanpa
radiasi cahaya.
”Sayyid menegaskan, terbukti secara ilmiah bahwa setiap
hari (hari-hari biasa) ada 10 bintang dan 20 ribu meteor
yang jatuh ke atmosfer bumi, kecuali malam Lailatul
dimana tidak ada radiasi cahaya sekalipun.
Hal ini sudah pernah ditemukan Badan Antariksa NASA 10
tahun lalu. Namun mereka enggan mempublikasikannya
dengan alasan agar non Muslim tidak tertarik masuk Islam.
Statemen ini mengutip ucapan seorang pakar di NASA
Carner , seperti yang dikutip oleh harian Al-Wafd Mesir. Abdul Basith Sayyid, Kepala Lembaga Mukjizat Ilmiah Al-
Quran dan Sunnah di Mesir, Dr Abdul Basith As-Sayyid
dalam sebuah program di TV Mesir Sayyid juga
menegaskan, pakar Carner akhirnya masuk Islam dan
harus kehilangan jabatannya di NASA.
Ini bukan pertama kalinya, NASA mendapatkan kritikan dari
pakar Islam.
Pakar geologi Islam Zaglol Najjar pernah menegaskan,
NASA pernah me remove satu halaman di situs resminya
yang pernah dipublish selama 21 hari.
Halaman itu tentang hasil ilmiah yakni cahaya aneh yang
tidak terbatas dari Ka’bah di Baitullah ke Baitul Makmur di
langit.
Sayyid menegaskan, “jendela” yang berada di langit itu
mirip yang disebutkan dalam Al-Quran.
ﻭَﻟَﻮْ ﻓَﺘْﺤﻨَﺎ ﻋَﻠَﻴْﻬِﻢْ ﺑَﺎﺑًﺎ ﻣِﻦْ ﺍﻟﺴَّﻤَﺎﺀ ﻓَﻈَﻠُّﻮﺍ ﻓِﻴﻪِ ﻳَﻌْﺮُﺟُﻮﻥَ ﻟَﻘَﺎﻟُﻮﺍ ﺇِﻧَّﻤَﺎ ﺳُﻜِّﺮَﺕْ ﺃَﺑْﺼَﺎﺭﻧَﺎ ﺑَﻞْ ﻧَﺤْﻦُ
ﻗَﻮْﻡ ﻣَﺴْﺤُﻮﺭُﻭﻥَ
“Dan jika seandainya Kami membukakan kepada mereka salah
satu dari (pintu-pintu) langit, lalu mereka terus menerus naik
ke atasnya. tentulah mereka berkata: “Sesungguhnya panda
ngan kamilah yang dikaburkan, bahkan kami adalah orang
orang yang kena sihir”.” (Al-Hijr: 14)
Saat itu Carner dengan bukti jelas bahwa jagat raya saat
itu gelap setelah “jendela” itu tersibak.
Karenanya, setelah itu Carner mendeklarasikan
keislamannya.
Setelah Carner masuk Islam, ia menafsirkan fenomena
“mencium Hajar Aswad” atau mengisyaratkan kepadanya
– seperti turut Abdul Basith Sayyid – bahwa batu itu
merekam semua orang mengisyaratkan kepadanya
(dengan lambaian tangan) atau menciumnya.
Carner juga mengungkapkan tentang sebagian potongan
Hajar Aswad yang pernah dicuri.
Setelah 12 tahun diteliti, dilansir voa-islam.com , seorang
pakar museum Inggris menegaskan bahwa batu tersebut
memang bukan dari planet tata surya Matahari.
Carner kemudian mendatangi pakar Inggris itu dan melihat
sample Hajar Aswad sebesar biji (kacang) hims. Ia menemukan bahwa batu itu melancarkan gelombang
pendek sebanyak 20 radiasi yang tidak terlihat ke segala
arah. Setiap radiasi menembus 10 ribu kaki.
Karena itu, tegas Sayyid Abdul Basith, Imam Syafi’i
menyatakan bahwa Hajar Aswad mencatat nama setiap
orang yang mengunjunginya baik dalam haji atau umroh
sekali saja.
Carner menambahkan, batu itu mampu mencatat nama-nama orang yang berhaji dengan radiasi gelombangnya.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar